Minggu, 17 April 2016

DIPLOMASI ASMARA CLEOPATRA



Cleopatra adalah Maharani Mesir Kuno pada kurun waktu sebelum abad Masehi. Banyak nama Cleopatra, namun yang terkenal adalah Cleopatra VII Philopator, yang menjadi tokoh dalam tulisan ini.  Pada usia 18 tahun Cleopatra diangkat menjadi penguasa Mesir menggantikan ayahanda Ptolemeus XII. Namun karena tradisi waktu itu yang melarang perempuan lebih tinggi dari laki-laki, maka diangkat pula adik laki-lakinya sebagai pendamping, dengan gelar Ptolemeus XIII. Cleopatra kemudian dinikahkan dengan sang adik yang usianya masih 12 tahun.

Masa-masa pemerintahan mereka cukup sulit. Hal itu disebabkan oleh kesulitan ekonomi di dalam negeri, dan bayang-bayang ancaman Romawi yang bermaksud menaklukan Mesir. Sementara itu Cleopatra merasa Ptolemeus XIII – adik yang juga suaminya itu – tidak cakap dan tidak dapat diajak bekerja sama.
Cleopatra kemudian mengambil kebijakan sendiri, dengan bertindak seolah-olah mengabaikan adiknya. Tentu saja sang adik tidak terima. Dan kemudian  timbul pertikaian diantara mereka. Pertikaian makin meluas karena melibatkan pendukung masing-masing. Konon Cleopatra terdesak, dan ia terpaksa harus melarikan diri keluar dari Mesir. Tinggalah adiknya memerintah sendirian.
Sementara itu waktu telah berlalu tiga tahun. Pasukan Romawi dibawah Julius Caesar tiba di Ibukota Mesir dan langsung menyerang. Ptolemeus XIII sebenarnya telah berusaha baik-baik untuk berdamai, tapi Sang Jendral Julius Caesar bersikukuh untuk menaklukkan. Kekuatan tentara Romawi memang jauh lebih kuat dibanding tentara Mesir.
Cleopatra yang tahu akan hal itu, segera kembali ke Mesir dan langsung menghadap Julius Caesar. Usia Cleopatra sudah menginjak 21 tahun.  Ia sangat cantik, seksi, anggun dan mempesona. Auranya mengobarkan hasrat birahi bagi lawan jenisnya. Dengan kerling mata dan senyumnya, ditambah bujuk rayu yang menggoda, ia berhasil mendekati Sang Jendral, sekaligus ‘menaklukannya’. Jendral yang perkasa itu tekuk lutut dipelukannya...
Selama satu tahun Cleopatra memberikan segalanya pada Julius Caesar. Buah dari hubungan yang hangat itu ia hamil dan kemudian melahirkan bayi laki-laki yang diberi nama Ptolemeus Caesar atau Caesarion. Moment ini ternyata memberi berkah pada Cleopatra, karena Julius Caesar akhirnya menyerahkan kekuasaan atas Mesir padanya. Sementara Ptolemeus XIII dan tentaranya sudah dihancurkan tentara Romawi. Kini Cleopatra berhasil menduduki lagi tahtanya, tanpa harus berperang...
Sepulangnya Julius Caesar ke Romawi, terbetik berita bahwa jendral itu tewas terbunuh di negaranya. Cleopatra kembali was-was dan merasa terancam, karena pengganti Julius Caesar jendral Marcus Antonius berniat menyerang lagi Mesir. Ia merasa tak bakal kuat menghadapi tentara Romawi. Berbekal pengalaman menghadapi Julius Caesar, ia kembali memasang jurus asmara menghadapi Marcus Antonius. Di sebuah pertemuan yang memang sudah disepakati, Sang Maharani yang cantik dan cerdas ini bertemu dengan Marcus Antonius.

Lagi-lagi diplomasi asmara ini berhasil. Marcus bukan saja terpesona oleh kecantikan Cleopatra, dan terlena dalam buaian pelukannya, tapi juga ia benar-benar jatuh cinta. Tentu saja ini sangat menguntungkan bagi Cleopatra. Selama satu tahun Cleopatra melayani Markus.  Dan ia hamil lagi yang kemudian  melahirkan dua putra kembar. Ketika Marcus kembali ke Romawi, mereka sempat berpisah. Namun empat tahun kemudian bertemu lagi, dan benar-benar menikah.

Kini Cleopatra merasa lega karena bebas dari ancaman Romawi. Menaklukan dua jendral ternyata tak perlu pakai senjata, cukup dengan jurus asmara. Namun apa hendak dikata, Marcus Antonius terlibat peperangan di Romawi, dan ia tewas. Berita ini membuat shock Cleopatra. Bukan saja karena ia benar-benar mencintai jendral itu, tapi juga membuatnya cemas. Konon dalam kedukaannya yang amat sangat, ia putus asa  merasa tak ada harapan. Sang Maharani ini pun kemudian bunuh diri, dengan memasukkan tangannya ke dalam tong yang berisi ular-ular berbisa...*


Artikel lainnya :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar