Cleopatra adalah
Maharani Mesir Kuno pada kurun waktu sebelum abad Masehi. Banyak nama
Cleopatra, namun yang terkenal adalah Cleopatra
VII Philopator, yang menjadi tokoh dalam tulisan ini. Pada usia 18 tahun Cleopatra diangkat menjadi
penguasa Mesir menggantikan ayahanda Ptolemeus
XII. Namun karena tradisi waktu itu yang melarang perempuan lebih tinggi
dari laki-laki, maka diangkat pula adik laki-lakinya sebagai pendamping, dengan
gelar Ptolemeus XIII. Cleopatra
kemudian dinikahkan dengan sang adik yang usianya masih 12 tahun.
Masa-masa pemerintahan
mereka cukup sulit. Hal itu disebabkan oleh kesulitan ekonomi di dalam negeri,
dan bayang-bayang ancaman Romawi yang bermaksud menaklukan Mesir. Sementara itu
Cleopatra merasa Ptolemeus XIII – adik
yang juga suaminya itu – tidak cakap dan tidak dapat diajak bekerja sama.
Cleopatra kemudian
mengambil kebijakan sendiri, dengan bertindak seolah-olah mengabaikan adiknya.
Tentu saja sang adik tidak terima. Dan kemudian timbul pertikaian diantara mereka. Pertikaian
makin meluas karena melibatkan pendukung masing-masing. Konon Cleopatra
terdesak, dan ia terpaksa harus melarikan diri keluar dari Mesir. Tinggalah
adiknya memerintah sendirian.
Sementara itu waktu
telah berlalu tiga tahun. Pasukan Romawi dibawah Julius Caesar tiba di Ibukota Mesir dan langsung menyerang. Ptolemeus XIII sebenarnya telah
berusaha baik-baik untuk berdamai, tapi Sang Jendral Julius Caesar bersikukuh
untuk menaklukkan. Kekuatan tentara Romawi memang jauh lebih kuat dibanding
tentara Mesir.
Cleopatra yang tahu
akan hal itu, segera kembali ke Mesir dan langsung menghadap Julius Caesar.
Usia Cleopatra sudah menginjak 21 tahun. Ia sangat cantik, seksi, anggun dan mempesona.
Auranya mengobarkan hasrat birahi bagi lawan jenisnya. Dengan kerling mata dan
senyumnya, ditambah bujuk rayu yang menggoda, ia berhasil mendekati Sang
Jendral, sekaligus ‘menaklukannya’. Jendral yang perkasa itu tekuk lutut
dipelukannya...
Selama satu tahun
Cleopatra memberikan segalanya pada Julius Caesar. Buah dari hubungan yang hangat
itu ia hamil dan kemudian melahirkan bayi laki-laki yang diberi nama Ptolemeus Caesar atau Caesarion. Moment ini ternyata memberi
berkah pada Cleopatra, karena Julius Caesar akhirnya menyerahkan kekuasaan atas
Mesir padanya. Sementara Ptolemeus XIII dan
tentaranya sudah dihancurkan tentara Romawi. Kini Cleopatra berhasil menduduki
lagi tahtanya, tanpa harus berperang...
Sepulangnya Julius
Caesar ke Romawi, terbetik berita bahwa jendral itu tewas terbunuh di negaranya.
Cleopatra kembali was-was dan merasa terancam, karena pengganti Julius Caesar
jendral Marcus Antonius berniat
menyerang lagi Mesir. Ia merasa tak bakal kuat menghadapi tentara Romawi. Berbekal
pengalaman menghadapi Julius Caesar, ia kembali memasang jurus asmara
menghadapi Marcus Antonius. Di sebuah
pertemuan yang memang sudah disepakati, Sang Maharani yang cantik dan cerdas
ini bertemu dengan Marcus Antonius.
Lagi-lagi diplomasi
asmara ini berhasil. Marcus bukan saja terpesona oleh kecantikan Cleopatra, dan
terlena dalam buaian pelukannya, tapi juga ia benar-benar jatuh cinta. Tentu
saja ini sangat menguntungkan bagi Cleopatra. Selama satu tahun Cleopatra
melayani Markus. Dan ia hamil lagi yang
kemudian melahirkan dua putra kembar. Ketika
Marcus kembali ke Romawi, mereka sempat berpisah. Namun empat tahun kemudian bertemu
lagi, dan benar-benar menikah.
Kini Cleopatra merasa lega
karena bebas dari ancaman Romawi. Menaklukan dua jendral ternyata tak perlu
pakai senjata, cukup dengan jurus asmara. Namun apa hendak dikata, Marcus
Antonius terlibat peperangan di Romawi, dan ia tewas. Berita ini membuat shock
Cleopatra. Bukan saja karena ia benar-benar mencintai jendral itu, tapi juga membuatnya
cemas. Konon dalam kedukaannya yang amat sangat, ia putus asa merasa tak ada harapan. Sang Maharani ini pun
kemudian bunuh diri, dengan memasukkan tangannya ke dalam tong yang berisi
ular-ular berbisa...*
Artikel lainnya :





